Tuesday, May 15, 2012


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” DENGAN AKSEPTOR IUD COPPER T 380 A DI
POLIKLINIK KB RSP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
TANGGAL 06 JANUARI 2009
No. Register                       : 14 34 63
Tanggal Kunjungan          : 06 Januari 2009, pukul 12.00 Wita
Tanggal Pengkajian         : 06 Januari 2009, pukul 12.30 Wita
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.   IDENTIFIKASI IBU/ SUAMI
Nama                              : Ny “M” / Tn”A”
Umur                              : 44 tahun / 46 tahun
Suku                               : Makassar / Makassar
Agama                            : Islam / Islam
Pendidikan                   : SMA / S1
Pekerjaan                     : IRT / PNS
Berapa kali menikah : 1x / 1x
Lama menikah            : 18 tahun
Alamat                           : Daya

B.    Data Biologis
1.    Keluhan utama : ingin control IUD
2.    Riwayat kesehatan lalu :
a.       Ibu tidak mempunyai riwayat menderita penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi dan ginjal, gangguan hati, TBC, DM, Asma dan Tyroid.
b.      Ibu tidak  mempunyai riwayat menderita IMS dan PID
c.       Ibu tidak mempunyai riwayat menderita keganasan (karsinoma)
3.    Riwayat kesehatan keluarga :
a.       Tidak ada riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit  keturunan
b.      Tidak ada riwayat dalam keluarga menderita keganasan (karsinoma)
4.    Riwayat reproduksi
a.       Riwayat haid
1)         Menarche           : 14 tahun
2)         Siklus haid           : 28-30 hari
3)         Durasi haid          : 5-6 hari, ganti pembalut 2x/hari
4)         Dismenore          : tidak ada
b.      Riwayat obstetric (PIII A0)
1)         Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu



No.
Thn
Kehamilan
Persalinan
Bayi / Anak
Nifas
Umur
Keadaan
Jenis
Tempat
Penolong
//BBL
Disusui
Keadaan
I
1993
Aterem
Baik
Spontan
RS.Kartini
Dokter
/3,2 kg
Ya
Hidup
Normal
II
2000
Aterem
   Baik
Spontan
RSB.Pertiwi
Dokter
/3,1 kg
Ya
Hidup
Normal
III
2002
Aterem
   Baik
Spontan
St.Fatimah
Dokter
/3,3 kg
Ya
Hidup
Normal

2)         Riwayat Ginekologi
(a)    Tidak ada riwayat menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
(b)   Tidak ada riwayat PID, tumor jinak, dan kanker alat genital
3)         Riwayat keluarga berencana
(a)    Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik setelah melahirkan anak pertama tapi ibu menghentikannya karena perdarahan terus menerus.
(b)   Ibu pasang IUD copper T 380 A setelah melahirkan anak ke III, tepatnya 2002 sampai sekarang.

C.    POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1.       Kebutuhan nutrisi
Kebiasaan
a.       Pola makan                               : teratur
b.      Frekuensi makan                    : 2-3 kali sehari
c.       Jenis makanan        
1)    Karbohidrat                        : nasi
2)    Protein                                 : ikan, telur, tahu, tempe
3)    Besi/ asam folat                                : sayur bayam, daun kelor dan daun singkong
4)    Kalsium                                 : susu
d.      Minum                                        : 6 – 7 gelas sehari
Selama menggunakan kontrasepsi kebiasaan minum tidak berubah
2.       Kebutuhan Eliminasi
a.       BAK
1)      Frekuensi                           : 4-5 kali sehari
2)      Warna/ bau khas            : kuning/ pesing
3)      Tidak ada perubahan setelah menggunakan kontrasepsi
b.      BAB
1)      Frekuensi                           : 1 kali sehari
2)      Warna/ konsistensi        : kuning/ lunak
3)      Tidak ada perubahan setelah menggunakan kontrasepsi
3.       Personal hygiene
a.       Mandi 2 kali sehari  dengan memakai sabun mandi
b.      Menggosok gigi 2 kali sehari dengan memakai pasta gigi
c.       Mencuci rambut 2- 3 kali seminggu dengan memakai shampoo
d.      Mengganti pakaian terutama pakaian dalam sehabis mandi atau setiap kali basah 3 kali sehari dan ganti baju 1 kali sehari
4.       Istirahat
a.       Tidur siang ± 1-2 jam/ hari
b.      Tidur malam ± 7 – 8 jam / hari
5.       Seksualitas
Penggunaan kontrasepsi tidak mengganggu/ mempengaruhi hubungan seks ibu dan suami


D.   PEMERIKSAAN FISIK
1.       Keadaan umum baik
2.       Tinggi badan                                        : 150 cm
3.       Berat badan                                         : 49 Kg
4.       Tanda-tanda vital              
a.       Tekanan darah                            : 130/80 mmHg
b.      Nadi                                                                : 80 kali/ menit
c.       Suhu                                               : 36,80C
d.      Pernapasan                                  : 20 kali/menit
5.       Kepala /rambut                                  : tampak hitam dan tidak mudah rontok
6.       Wajah                                                     : tidak oedema
7.       Mata                                                       : konjungtiva merah muda, sklera putih                
8.       Hidung                                                   : tidak ada secret
9.         Gigi/ mulut                                          : bibir lembab, lidah bersih, gigi lengkap, tidak ada gigi yang tanggal, tidak ada karies
10.     Leher                                                     : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
11.     Payudara                                             : simetris kiri dan kanan, tidak ada massa / benjolan
12.     Abdomen                                            : tidak ada bekas luka operasi, stria albicans, MT/NT ; - / -
13.     Genitalia                                              : Vulva bersih, fluor albus (-), erosion portio (-), benang (+)
14.     Ekstremitas atas/ bawah               : tidak ada oedema dan varises

E.    DATA PSIKOLOGIS/ SPIRITUAL
1.       Ibu menanyakan dan ingin mengetahui letak IUDnya bagus atau tidak
2.       Ibu menanyakan dan ingin mengetahui mengapa ibu mengalami gangguan haid
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Akseptor IUD copper T 380 A dengan masalah ingin kontrol IUD

1.       Akseptor IUD copper T 380 A
Data subyektif :
Ibu mulai pasang IUD setelah melahirkan anak ke III tepatnyaa 2002 samapi sekarang

Data obyektif :
Akseptor IUD copper T 380 A

Analisis dan Interpretasi data :
a.    AKDR merupakan metode kontrasepsi pasca persalinan yang cocok untuk ibu menyusui karena tidak mempengaruhi produksi ASI.
b.    Waktu yang dianjurkan untuk memulai pemasangan kontrasepsi pada ibu menyusui adalah pada 6 minggu pasca persalinan dan bahaya perforasi dan ekspulsi lebih kecil.
c.     Efektivitas AKDR  sangat tinggi yakni 0,56 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan ) dengan mekanisme kerja :
1)      Mencegah terjadinya pembuahan yang memblok ovum dengan sperma
2)      Produksi local prostaglandin yang tinggi akan menyebabkan terhambatnya implantasi
3)      Timbulnya rekasi radang local yang nonspesifik di dalam kavum uteri sehingga implantasi sel telur  yang dibuahi terganggu karena ion logam tembaga (Cu).




2.       Ingin control IUD
Data subyektif :
a.       Ibu mengatakan ingin control IUD
b.      Ibu mulai pasang IUD setelah melahirkan anak ke III tepatnya 2002 sampai sekarang

Data Obyektif :
Akseptor IUD copper T 380 A

Analisis dan Interpretasi data :
a.       Pemeriksaan lanjutan/ follow up dan pada wanita yang baru dilakukan pemasangan AKDR berupa control benang IUD perlu dilakukan 1 minggu sesudahnya, pemeriksaan kedua 3 bulan, dan selanjutnya 6 bulan atau kembali bila ada keluhan.
b.      Kontrol benang perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya ekspulsi atau perubahan letak AKDR.
3.       Amenorea
Data Subjektif :
Ibu mengatakan bahwa ia mengalami gangguan haid

Data Objektif : -

Analisis dan interpretasi data :
Salah satu efek samping dari pemasangan AKDR adalah perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang  setelah 3 bulan ) Haid lebih lama dan biasanya lebih banyak dari biasanya. ( Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, hal MK-75 )

LANGKAH III DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi ekspulsi, perfiorasi dan perubahan letak IUD
1.    Ekspulsi
Data subyektif :
a.         PIII A0
b.        Ibu mengatakan ingin control IUD
c.         Ibu mulai pasang IUD setelah melahirkan anak ke III tepatnya 2002 sampai sekarang

Data obyektif :
Akseptor IUD copper T 380 A

Analisis dan Interpretasi data :
Ekspulsi  AKDR dapat terjadi untuk sebagian atau seluruhnya. Ekspulsi biasanya terjadi waktu haid dan dipengaruhi oleh :
a.       Umur dan paritas : pada paritas yang rendah 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi dua kali lebih besar daripda paritas 5 atau lebih , demikian pula pada wanita muda ekspulsi lebih sering terjadi daripada wanita yang umurnya lebih tua.
b.      Lama pemakaian : Ekspulsi paling sering terjadi pada tiga bulan pertama setelah pemasangan.
c.       Ekspulsi sebelumnya : pada wanita yang pernah mengalami ekspulsi, maka pada pemasangan kedua kalinya, kecenderungan terjadi ekspulsi 50%.
2.    Infeksi
Data subyektif :
Ibu mulai pasang IUD setelah melahirkan anak ke III tepatnya 2002 sampai sekarang


Data obyektif :
Akseptor IUD copper T 380 A

Analisis dan Interpretasi data :
a.         Infeksi dapat disebabkan oleh alat-alat yang digunakan sewaktu pemasangan dan pemeriksaan
b.        Onfeksi juga dapat terjadi karena sudah adanya infeksi pada traktus genitalis yang disebabakan oleh personal hygiene kurang baik.
3.    Perforasi
Data subyektif :
Ibu mengatakan ingin control IUD

Data obyektif :
Akseptor IUD copper T 380 A

Analisis dan Interpretasi data :
Umumnya perforasi terjadi pada waktu pemasangan AKDR walaupun bisa terjadi pula kemudian. Pada permulaan hanya ujung AKDR saja yang menembus dinding uterus, tetapi lama-kelamaan dengan adanya kontraksi uterus, terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga perut (translokasi), kemungkinan adanya perforasi, harus diperhatikan apabila pada pemeriksaan benang AKDR tidak teraba atau tidak kelihatan.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk perlunya tindakan segera dan kolaborasi

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

1.    Tujuan :
a.    IUD/ AKDR tetap berada dalam rahim dengan letak dan posisi yang bagus
b.    Tidak terjadi ekspulsi, infeksi dan perforasi
c.     Amenorea teratasi

2.    Kriteria :
a.    Tidak teraba adanya IUD ekspulsi
b.    Benang (+), letak baik, tidak tampak ekspulsi IUD, dan tidak ada erosion porsio
c.     Keadaan ibu baik
d.    Ibu teratur haid tiap bulan

3.    Rencana Asuhan :
a.    Minta persetujuan klien untuk melakukan tindakan
Rasional : agar ibu dapat bekerja sama dengan petugas saat melakukan pemeriksaan

b.    Siapkan alat yaitu speculum cocor  bebek dan sepasang handscoen dalam bak steril, serta kapas savlon, gaas bethadin dan tampon tang
Rasional : untuk memudahkan pekerjaan
c.     Posisikan klien dengan posisi litotomi
Rasional : agar lebih mudah melakukan pemeriksaan

d.    Cuci tangan dan memasang handscoen
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi silang
e.    Lakukan aseptic dengan kapas savlon
Rasional : untuk mencegah infeksi silang

f.     Lakukan pemeriksaan inspekulo dengan memasukkan speculum cocor bebek
Rasional : untuk melihat benang IUD, apakah benang IUD Nampak pada porsio atau tidak, adanya portio erosi dan ekspulsi IUD

g.    Bersihkan vagina dan portio dengan gaas bethadin memakai tampon tang
Rasional : untuk mencegah infeksi silang

h.    Keluarkan speculum dan rendam ke dalam larutan klorin 0, 5 % bersama tampon tang selama 10 menit
Rasional : speculum cocor bebek dikeluarkan untuk selanjutnya dilakukan VT bimanual

i.      Lakukan VT bimanual
Rasional : untuk meraba benang IUD dan memastikan IUD tetap berada dalam uterus dan dalam posisi dan letak yang baik

j.      Lepaskan handscoen dan rendam dalam larutan klorin 0, 5 %
Rasional : sebagai langkah awal dekontaminasi
dan
k.    Cuci tangan
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi silang

l.      Pemberian Lutenil dan menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda menopause mengingat umur ibu yang sudah tua.
Rasional : Dengan pemberian Lutenil dapat memperlancar siklus haid ibu dan dengan menjelaskan pada ibu tanda-tanda menopause maka ibu dapat beradaptasi dengan keadaan itu dan tidak cemas lagi

m.  Sampaikan hasil pemeriksaan kepada klien dan dokumentasikan
Rasional : agar ibu mengetahui keadaannya

n.    Anjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 15 Januari 2009
Rasional : agar segera mungkin dapat dilakukan tindakan

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 6 Januari 2009 Pukul 12.45 Wita

1.    Meminta persetujuan klien untuk melakukan tindakan
2.    Menyiapkan alat yaitu speculum cocor  bebek dan sepasang handscoen dalam bak steril, serta kapas savlon, gaas bethadin dan tampon tang
3.    Memposisikan klien dengan posisi litotomi
4.    Mencuci tangan dan memasang handscoen
5.    Melakukan aseptic dengan kapas savlon
6.    Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan memasukkan speculum cocor bebek
7.    Membersihkan vagina dan portio dengan gaas bethadin memakai tampon tang
8.    Mengeluarkan speculum dan rendam ke dalam larutan klorin 0, 5 % bersama tampon tang selama 10 menit
9.    Melakukan VT bimanual
10. Melepaskan handscoen dan rendam dalam larutan klorin 0, 5 %
11. Menuci tangan
12. Memberikan Lutenil 1x1 untuk 10 hari dan menjelaskan pada ibu tanda-tanda menopause, ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan
13. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada klien dan mendokumentasikannya
14. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 15 Januari 2009 dan ibu bersedia
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 6 Januari 2009 Pukul 13.10 Wita

1.       Pada pemeriksaan inspekulo :
a.       Benang (+)
b.      Letak baik
c.       Tidak tampak ekspulsi IUD
d.      Erosi portio (-)
2.       Pada pemeriksaan VT bimanual :
Tidak teraba ekspulsi IUD/ benang (+)
3.       TTV ibu dalam batas normal :
TD : 130/80 mmHg
4.       Gangguan haid belum bisa di evaluasi

























PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” DENGAN AKSEPTOR
IUD COPPER T DI POLIKLINIK RSP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
TANGGAL 06 JANUARI 2009
No. Register                       : 14 34 63
Tanggal Kunjungan          : 06 Januari 2009, pukul 12.00 Wita
Tanggal Pengkajian         : 06 Januari 2009, pukul 12.30 Wita
IDENTIFIKASI IBU/ SUAMI

Nama                              : Ny “M”/ Tn”A”
Umur                              : 44 tahun / 46 tahun
Suku                                                : Makassar / Makassar
Agama                            : Islam / Islam
Pendidikan                   : SMA / S1
Pekerjaan                     : IRT / PNS
Berapa kali menikah : 1x / 1x
Lama menikah            : ± 18 tahun
Alamat                           : Daya

DATA SUBYEKTIF (S)
1.       Ibu mulai pasang IUD setelah melahirkan anak ke III tepanya 2002 sampai sekarang
2.       Ibu mengatakan ia mengalami gangguan haid
3.       Tidak ada riwayat menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4.       Ibu tidak  mempunyai riwayat menderita IMS, PID dan  keganasan (karsinoma)

DATA OBYEKTIF (O)
1.         Keadaan umum baik
2.         Tanda-tanda vital            
a.       Tekanan darah            : 130/80 mmHg
b.      ]Nadi                               : 80 kali/ menit
c.       Suhu                               : 36,80C
d.      Pernapasan                  : 20 kali/menit
3.         Akseptor IUD copper T 380 A

ASSESMENT (A)
Ibu Akseptor IUD copper T 380 A kontrol ke III
PLANNING (P)
1.         Meminta persetujuan klien untuk melakukan tindakan, ibu mengerti dan setuju untuk dilakukan tindakan.
2.         Menyiapkan alat yaitu speculum cocor  bebek dan sepasang handscoen dalam bak steril, serta kapas savlon, gaas bethadin dan tampon tang
3.         Memposisikan klien dengan posisi litotomi ; ibu berbaring dengan posisi litotomi
4.         Mencuci tangan dan memasang handscoen ; handscoen terpasang pada kedua tangan yang sebelumnya telah dicuci
5.         Melakukan aseptic dengan kapas savlon : vulva dibersihkan dengan kapas savlon
6.         Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan memasukkan speculum cocor bebek ; speculum terpasang dan tampak benang (+), letak baik, ekspulsi IUD (-), erosion portio (-).
7.         Membersihkan vagina dan portio dengan gaas bethadin memakai tampon tang.
8.         Mengeluarkan speculum dan rendam ke dalam larutan klorin 0, 5 % bersama tampon tang selama 10 menit : speculum dikeluarkan dan direndam dalam larutan klorin 0, 5 % selama 10 menit
9.         Melakukan VT bimanual, tidak teraba ekspulsi IUD, teraba benang (+) dan tidak ada tanda-tanda kehamilan
10.     Melepaskan handscoen dan rendam dalam larutan klorin 0, 5 %
11.     Menuci tangan
12.      Memberikan Lutenil 1x1 untuk 10 hari dan menjelaskan pada ibu tanda-tanda menopause,      ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan
13.     Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada klien dan mendokumentasikannya.
14.     Menganjurkan ibu untuk dating kembali pada tanggal 15 Januari 2009 dan ibu bersedia



1 comment:

  1. untuk P bukan lagi Planning tetapi Penata laksanaan,apa tindakan yang dilakukan diuraika secara singkatn dalam P,beserta eValuasi saat itu da Janagan lupa jampelaksanaannya

    ReplyDelete